mofotechblog.com

mofotechblog.com – AstraZeneca, produsen vaksin Covid-19 Covishield, telah mengakui kemungkinan efek samping langka yang ditimbulkan oleh produknya, termasuk pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit. Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengungkapkan faktor risiko yang dapat memicu efek samping Trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) dari vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Dr. Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, menjelaskan bahwa kelompok rentan terhadap efek samping TTS dari vaksin AstraZeneca meliputi orang dengan riwayat keguguran berulang dan gangguan pembekuan darah. Bagi individu dengan riwayat gangguan pembekuan darah, disarankan untuk tidak mendapatkan vaksin AstraZeneca.

Meskipun efek samping TTS dari vaksin AstraZeneca telah diakui, masyarakat Indonesia diminta untuk tidak panik karena hingga saat ini Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) belum melaporkan kasus tersebut di Tanah Air. Meskipun surveilans aktif telah dilakukan, surveilans pasif masih terus dilakukan untuk memantau kemungkinan efek samping dari vaksin Covid-19.

Dr. Nadia menegaskan bahwa efek samping atau KIPI dari vaksin AstraZeneca biasanya terjadi dalam rentang waktu empat hingga 42 hari setelah penerimaan vaksin, dengan batas waktu maksimal enam bulan. TTS yang terjadi lebih dari enam minggu setelah vaksinasi kemungkinan besar tidak disebabkan oleh AstraZeneca.

Komnas KIPI terus memantau gejala atau penyakit yang dicurigai terkait vaksin Covid-19, dan hingga kini belum menemukan kasus gangguan pembekuan darah yang berkaitan dengan vaksin AstraZeneca. Meskipun TTS adalah efek samping langka, kondisi ini dapat menyebabkan gejala serius jika terjadi, seperti pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi.